Penulis : Erwin Firmansyah Saputro, S.T
Alumnus PESAN angkt. II
Alumnus Teknik Kimia FT UI 2012-2016
Maha Suci Allah, yang telah menjadikan semua manusia bervariasi dalam amalan yang kita bersungguh-sungguh mengerjakannya. Diantara kita, ada yang sangat tekun dalam shalat sunnah nya. Diantara kita, ada yang sangat mudah sekali untuk bersedekah.
Diantara kita, ada yang kuat sekali untuk senantiasa berpuasa sunnah. Diantara kita, ada yang berjihad dengan ilmunya. Allah menyediakan banyak pintu pintu ketaatan.
Mulai dari yang wajib, sunnah dan fardhu kifayah, yang dengannya kita bisa berlomba lomba dalam kebaikan. Siapa yang banyak bagiannya dalam ketaatan, maka sepadan itulah ketinggian dan derajatnya di surga.
Sebagaimana dalam hadits berikut: “Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang hartanya di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Allah, inilah kebaikan.’
Maka orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” Mendengar ini Abu Bakar pun bertanya, “Ayah dan ibuku sebagai penebus Anda wahai Rasulullah, kesulitan apa lagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu. Mungkinkah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk golongan mereka.”
Sungguh jalan kebaikan itu banyak. Dan tidak semua orang mampu untuk selalu mengerjakan seluruh amalan amalan yang banyak tersebut. Bahkan hanya sebagian kecil saja yang mampu.
Dahulu para sahabat, karena kecintaan dan semangat mereka untuk beramal shalih, sering bertanya kepada Rasulullah ﷺ pertanyaan seperti: “Amalan yang manakah yang paling utama?”, atau “Amalan yang manakah yang paling dicintai Allah?”, atau pertanyaan semisalnya. Hal ini disebabkan, mereka tahu bahwa seringkali kita tidak memiliki keluangan waktu atau kemampuan untuk mengerjakan kesemua amalan amalan yang banyak sekali jumlahnya ini.
Rasulullah, dalam menjawab pertanyaan seperti ini, menjawab dengan jawaban yang berbeda beda tergantung kepada apa amalan yang mereka butuhkan, apa amalan mereka senangi, dan apa amalan yang cocok dengan mereka. Diantara jawaban beliau terdapat dalam sejumlah hadits berikut:
- Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ, “Amal apakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbuat baik kepada orang tua.” Aku berkata lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.” (Muttafaqun ‘alaih)
- Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Amalan apakah yang paling utama?” Rasulullah ﷺ menjawab, “Kerjakanlah puasa, karena tidak ada yang menandinginya.” (HR An Nasaa’i)
- Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, ia bertanya kepada Rasulullah ﷺ, “Amalan apakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Beriman kepada Allah, dan berjihad di jalan-Nya.” (HR Bukhari)
- Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ ditanya, “Amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Yang paling rutin, walaupun sedikit.” Dan Beliau bersabda, “Kerjakanlah ibadah sesuai kemampuan kalian.” (HR Bukhari)
- Dari Muadz radhiyallahu ‘anhu, “Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ, ‘Amalan apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Yaitu engkau mati dalam keadaan lisanmu basah oleh dzikir menyebut nama Allah “(HR Ibnu Hibban)
Dari hadits hadits tersebut, telah jelas untuk kita bahwa pintu ketaatan itu banyak. Lihatlah kepada banyaknya pintu pintu kebaikan yang telah Allah bukakan yang dengannya kita bisa berlomba dalam kebaikan.
Ada yang berlomba lomba dalam menjadi shahibul quran, mereka membacanya, mempelajarinya dan menghafalnya.
Ada yang berlomba lomba dalam menuntut ilmu yang juga bervariasi seperti tauhid, fiqh, tafsir, bahasa, sejarah dan sebagainya.
Ada yang unggul dalam sholat (sunnah) nya. Dimana sholat tersebut benar benar menjadi penyejuk matanya. Mereka khusyuk dan panjang shalatnya.
Ada yang diberikan kekuatan untuk puasa sunnah, yang belum tentu yang lainnya memiliki kemampuan untuk mengerjakannya.
Ada yang lebih unggul dari orang lain dalam bakti kepada orang tua, silaturrahim, mengunjungi kerabat dan memberikan bantuan.
Ada yang diberikan kelebihan harta, sehingga mereka unggul dalam sedekah, menyantuni anak yatim dan membantu para mustahiq.
Ada yang rajin sekali berdakwah, dan sangat sabar menghadapi gangguan gangguan di jalan dakwahnya. Sementara orang lain belum tentu sanggup menjadi sesabar mereka.
Ada yang sibuk mempelajari ilmu kedokteran, teknik dan yang lainnya sehingga mereka bisa memberikan manfaat yang banyak untuk umat ini.
Sungguh kebaikan itu banyak dan luas. Ada juga amalan amalan ringan seperti memuliakan tamu, menjenguk yang sakit, mengiringi jenazah, bahkan juga perbatan baik kepada binatang.
Calon penghuni surga akan dipanggil dari masing masing delapan pintu pintu surga sebagai pemuliaan kepada mereka karena begitu banyaknya puasa, shalat dan amalan kebaikan lainnya. Maka hendaknya kita bisa berlomba-lomba dalam kebaikan, sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang Allah berikan kepada kita. Semoga kita termasuk segolongan yang dipanggil dari pintu pintu surga tersebut.
Banyak diambil dari:
Referensi tambahan: